Sunday 30 October 2016

Loker Analis RSUD MOEWARDI SURAKARTA


LOKER RSUP KARIADI



Thursday 20 October 2016

DIARE

  1. DEFINISI DIARE
Diare adalah keluarnya tinja yang cair atau tidak tertahankan dalam jumlah berlebihan, misalnya menunjukkan konsistensi tinja dan bukan frekuensinya.
Diare Akut            : Diare yang datangnya bersifat mendadak, keluarnya BAB (Buang Air Besar) 1x/ lebih yang berbentuk cair dalam 1 hari/ lebih & berlangsung < 14 hari.
Diare Kronik        : Diare yang umumnya bersifat menahun dan berlangsung 2 minggu atau lebih.
-> Diare akut dan kronik disebut diare subakut.
  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DIARE
    1. Lingkungan                : kebersihan lingkungan & perorangan
    2. Gizi                              : pemberian makanan yang tidak seimbang.
      1. Kependudukan          : insiden diare pada daerah kota yg padat/ kumuh lebih meningkat.
      2. Pendidikan                 : pengetahuan tentang perilaku bersih dan sehat.
      3. Perilaku masyarakat : kebiasaan-kebiasaan hidup kurang sehat.
      4. Sosial ekonomi.
  1. ETIMOLOGI DIARE
a)     Infeksi (diare infektif akut)
-> Infeksi enteral® infeksi pada GIT (penyebab utama)
  1. Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus.
  2. Bakteri
    1. Organisme terutama bersifat infasif (invasi mukosa, bakteriemi, pembentukan abses lokal, atau yang jauh) misalnya spesiesCampylobacter, Salmonella typhi, Shigella, Yersinia enterocolitica, Neissrya gonorrhoeae.
    2. Organisme yang bersifat toksigenik ( potensi invasi mukosa terbatas atau tidak berwarna) misal Vibrio cholerae, Clostridium difficile, beberapa spesies E. Coli dan Salmonella B. Cereus.
    3. Parasit:
  • Cacing, misal Ascaris lumbricoides, Oxyuris vermicularis.
  • Jamur, misal Candida albicans.
  • Protozoa, misal Giardia lambia, Entamoba histolitika, diare pada wisatawan (traveller’s diarrhoea)
-> Infeksi parenteral® infeksi di luar GIT (OMA, BP, Ensefalitis,dll)
b)     Penyakit Inflamasi Usus
  1. Kolitis Ulseratif
  2. Penyakit Crohn
c)      Keadaan malabsorpsi dan maldisgetif à karbohidrat, lemak, protein
  1. Kegagalan eksokrin pankreas-karsinoma pankreas.
  2. Pankreatitis kronik.
  3. Penyakit Fibrokisti.
  4. Penyakit mukosa misal penyakit seliak.
  5. Defisiensi garam empedu, misal kolestasis intra atau ekstrahepatis.
  6. Iskemik, misalnya ateroma.
  7. Defisiensi biokimiawi spesifik, misalnya defisiensi disakharidase.
d)     Faktor makanan : basi atau beracun, alergi
e)     Gangguan motilitas dan psikofisiologik à takut dan cemas
  1. IBS
  2. Ansitas
  3. Neuropati autonom
f)       Akibat obat
Misalnya : Iatrogenik à antasida, antibiotik, obat AINS, digoksin.
g)     Diare Hormonal
Misalnya : sindroma karsinoid, tirotoksikosis.
h)     Tumor Saluran Cerna
Misalnya : Karsinoma kolorektal.
i)       Pembedahan
Misalnya : reseksi gaster, vagotomi.
  1. MEKANISME TERJADINYA DIARE
Mekanisme diare dapat berupa :
  1. Diare Osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus ® hiperosmoler ®hiperperistalsis.
Misalnya : Malabsorpsi makanan, saline purgatives, Karbohidrat yang tidak terabsorbsi.
  1. Diare Sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma.
    1. i.      Sekreta eksogen, seperti : Enterotoksin dan derivat makanan.
    2. ii.      Sekreta endogen, seperti : Diare hormonal dan Vilous Adenoma.
    3. Diare akibat gangguan motilitas usus : terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
  1. KOMPLIKASI DARI PENYAKIT DIARE
    1. Dehidrasi (kehilangan air).
-> Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
  1. Hypoglikemia (menurunnya kadar glukosa dalam darah).
-> Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.
  1. Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
  • Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.
  • Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
  • Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
  1. Gangguan sirkulasi darah.
-> Hal ini dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
  1. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA PENYAKIT DIARE
    1. Pemeriksaan tinja (Makroskopis dan mikroskopis)
  • PH dan kadar gula dalam tinja.
  • Bila perlu diadakan uji bakteri (Kultur dan uji resistensi).
  1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
  2. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
  3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
  1. PENGOBATAN PADA PENDERITA PENYAKIT DIARE
  • Pemberian cairan pada penderita.
Þ    Cairan per oral (lewat mulut).
–          Pada penderita dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa.
–          Untuk diare akut dan kolera :
  • Pada anak diatas usia 6 bulan kadar à Natrium 90 mEg/l.
  • Pada anak dibawah usia 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang à kadar natrium 50-60 mEg/l.
–          Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
Þ    Cairan parentral (lewat titik darah).
–          Penderita yang mengalami dehidrasi berat, khususnya pada bayi dan balita diberi cairan melalui infus intra vena berupa larutan NACl 0,9% (normal saline) atau larutan Na. Laktat majemuk (ringer laktat).
  • Pengobatan dietetik.
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
  • Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
  • Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
  • Pemberian obat-obatan berdasarkan jenis penyebab diare.
  1. Kemoterapi
-> Untuk terapi kausal  yaitu memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat golongan sulfonamida atau antibiotika.
  1. Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan menghentikan diare, yaitu dengan cara :
-> Menekan peristaltik usus. Contohnya : Loperamid.
-> Menciutkan selaput usus atau adstringen. Contohnya : Tannin.
-> Pemberian absorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri/racun penyebab diare lain. Contohnya : Carbo absorben, Kaolin.
-> Pembrian mucilago untuk melindungi selaput lendir usus yang luka.
  1. Spasmolitika
-> Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare. Contohnya : Atropin sulfat.
  1. REFERENSI
Farmakologi : Untuk Sekolah Menengah Farmasi (SMF) Disusun Berdasarkan Kurikulum 2001. Jilid II. Jakarta : Deprtemen Kesehatan, 2003.
Livingstone, Churchill. Manual Gastroentologi. Jakarta : Binarupa Aksara, 1989.
Oswari, E. Penyakit Dan Penanggulangannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Peran Pemeriksaan Laboratorium Untuk Pemantauan Demam Berdarah

Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.Infeksi virus dengue dapat tidak bergejala yaitu demam tanpa gejala yang jelas. Tanda penyakit demam dengue / demam berdarah dengue umumnya adalah demam dan tanda perdarahan dan tanda lain seperti pembesaran hati.

Kriteria Klinis

  • Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
  • Terdapat manifestasi perdarahan
  • Pembesaran Hati
  • Syok ditandai dengan nadi cepat
Kriteria Laboratorium
  • Trombositopeni (<100.000/ul)
  • Hemokonsentrasi
Diagnosa Laboratorium
Diagnosa DBD dapat ditegakan melalui pemeriksaan laboratorium sepertib isolasi virus dan tes serologi.

Tes IgG-IgM antidengue

 Jika IgG positif dan IgM Negatif maka tersangka dengue atau infeksi dengue sekunder, IgG Negatif dan IgM Positif tersangka dengue primer. IgM akan meningkat dahulu dihari ke 3 - 5, sedangkan IgG  akan meningkat di hari ke - 14. Pada infeksi sekunder IgG akan meningkat terlebih dahulu mulai hari ke-2, disusul IgM dihari ke-5. Namun peningkatan kadar IgG dan IgM bervariasi untuk masing-masing orang. IgM dapat bertahan sampai 90 hari setelah infeksi. namun kadar akan mulai menurun mulai hari 60. bahan yang digunakan untuk pemeriksaan adalah serum.

Tes Antigen Dengue

adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi langsung antigen virus dengue. Tes ini sangat berguna untuk mendeteksi infeksi virus pada fase akut. namun tes ini tidak bisa membedakan infeksi sekunder dan infeksi primer. biasanya pemeriksaan yang diminta adalah NS1 dengan menggunakan bahan seru
m.

Kadar Haemoglobin (HGB)
kadar HGB akan meningkat setelah sakit hari kedua, dan sering merupakan kelainan hematologi awal.

Nilai Hematokrit (HCT)
Nilai hematokrit akan meningkat dihari ke-3 setelah sakit. peningkatanya akan meningkat mengikuti perjalanan penyakit.

Hitung lekosit (WBC)
Hitung lekosit dapat bervariasi mulai dari leukopeni sampai leukositosis. leukopeni akan muncul pada fase akut mulai hari ke- 3 sakit dan akan kembali normal pada fase penyembuhan.

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Pada penderita DBD sering dijumpai limfosit relatif disertai adanya limfosit atipik (limfosit plasma biru) pada sediaan hapusan darah tepi. pemeriksaan limfosit dapat dilakukan pada hari ke 4 -5 karena jumlahnya sudah meningkat. Pada sediaan hapusan Limfosit plasma biru dihitung per 100 lekosit. bila hasil > 8% maka hasil positif.

Hitung Trombosit (PLT)
Pada penderita DBD biasanya terjadi penurunan jumlah trombosit kurang dari 100.000 / ul. penurunan jumlah trombosit dapat dimulai pada awal demam dihari ke 2-3 dan akan mencapai nilai terendah dihari ke -5 masa sakit. peningkatan jumlah trombosit akan meningkat dengan cepat pada masa penyembuhan.

Pemeriksaan Faal Hati
SGOT, SGPT, Bilirubin

Pemeriksaan Faal Ginjal
pemeriksaan ureum dan kreatinin . pada keadaan syok berat sering ditemui acute tubuler necrosis yang ditandai penurunan jumlah urin.


yuk klo ada yang mau menambahkan silahkan diskusi dikolom komentar..

Saturday 8 October 2016

Cara Memasukan Nilai QC Sysmex XS 500i

Mungkin dari teman-teman analis ada yang menggunakan alat hematology analyzer Sysmex XS500i. dalam penggunaan alat tersebut tidak terlepas dari melakukan Quality Control untuk menjaga keakuratan pemeriksaan hematologi. dalam Melakukan QC tentunya tiap bulan kita akan mengganti bahan QC.  Dimana apabila terdapat bahan QC yang berbeda kita akan mengisi atau input data nilai target QC tersebut. berikut akan dijelaskan tentang langkah install nilai target QC sysmex Xs 500i.

Bahan :
1. material kontrol ( level 1, level 2, level 3)
2. CD berisi software nilai target

Cara menginstal
1. pastikan LOT yang di CD dan di material kontrol sama
2. masukan disc ke komputer
3. pada monitor pilih QC file
4. pilih file yang kosong, usahakan diurutkan (misal : no 1 untuk level 1, no 2 untuk level 2, no 3       untuk level 3)
5. masukan dulu level 1, pilih file no 1 kemudian pilih input (register). kemudian klik "read file" otomatis akan mengarah ke CD tadi, begitu seterusnya untuk level 2 dan level 3



Semoga bermanfaat