A. Penanganan jaringan
1. Persiapan wadah yang besarnya sesuai dengan jaringan yang akan disimpan. Sebaiknya jaringan tidak dipaksakan dimasukkan dalam wadah yang lebih kecil dari ukuran jaringan, sehingga terjadi penekukan yang dapat merusak bentuk jaringan.
2. Isi wadah dengan formalin 10 % buffer dengan volume minimal 5 kali volume jaringan
3. Masukkan sesegera mungkin jaringan segar ke dalam wadah formalin (kurang dari 30 menit)
4. Jika jaringan berukuran besar (misalnya mastektomi) lakukan irisan sejajar berjarak kira-kira 1 cm agar seluruh bagian jaringan terpapar formalir. Irisan harus sedekimian rupa sehingga masih dapat dengan mudah dilakukan rekonstruksi oleh Spesialis Patologi Anatomik.
5. Beri label identitas pasien dan jenis jaringan yang diambil agar tidak tertukar, segera dikirim ke Sentra Diagnostik Patologi Anatomik disertai formulir pengantar yang telah diisi lengkap.
6. Fiksasi
Fiksasi merupakan langkah yang sangat penting dan harus dilaksanakan dengan sempurna menggunakan zat fiksator yang baik, karena sangat mempengaruhi langkah selanjutnya dalam pengolahan jaringan.
Tujuan fiksasi adalah :
1. Mencegah terjadinya autolysis dan pengaruh bakteri
2. Mempertahankan bentuk dan isi jaringan mendekati keadaan sebelum difiksasi
3. Memungkinkan proses pengolahan jaringan selanjutnya berjalan dengan baik
4. Mempertahankan komponen-komponen jaringan atau sel, (mengusahakan agar sesedikit mungkin molekul yang hilang pada proses selanjutnya)
Ada banyak zat yang bisa dipakai untuk fiksasi, tetapi secara empiris terbukti untuk pemeriksaan rutin (morfologi) dan immunohistokimia, zat formalin 10 % dengan PH sekitar 7 adalah yang optimum.
Untuk keperluan lain zat fiksasi yang baik, antara lain :
Misalnya :
- alkohol 96 % untuk sediaan apus
- ethanol/methanol untuk asam nukleat.
Volume zat fiksasi juga harus diperhatikan, yang baik adalah 1 berbanding 5 sampai 10 untuk jaringan. Konsentrasi formalin berpengaruh pada kecepatan infiltrasinya. Konsentrasi tinggi, infiltrasinya cepat tetapi bagian jaringan yang sudah terfiksasi menjadi keras dan akan menghambat penetrasi selanjutnya.
Cara pembuatan zat fiksasi dengan formalin berdasar fosfat adalah sebagai berikut :
- Larutan formalidehide 40 %............................................................ 100 cc
- Aquadest………………………………………………………………... 900 cc
- Sodium dihidrogen fosfat monohidrat……………………………….. 4.0 g
- Disodium hydrogen fosfat anhidrat………………………………….. 6.5 g
Daya penetrasi zat fiksatif ditentukan oleh faktor waktu dan besaran konstante zat fiksatif :
Rumus : d = k
d : dalamnya penetrasi dalam mm
k : konstante zat fiksatif, misalnya :
formalin 10 % = 0,78
glutaraldehyde= 0,25
acetic acid = 1,2
t : waktu dalam jam
No comments:
Post a Comment