Insinerasi
selalu dianggap metode terbaik untuk menghilangkan organisme menular yang hadir
dalam limbah medis. Insinerator dilengkapi mesin pembakar dengan
suhu tinggi yang dalam waktu relative.
singkat mampu membakar habis semua
sampah tersebut hingga menjadi abu. Pembakaran sampah ini digunakan dengan
sistem pembakaran bertingkat (double chamber), sehingga emisi yang
melalui cerobong tidak berasap dan tidak berbau, dan menggunakan sitem
cyclon yang pada akhirnya hasil pembakaran tidak memberikan pengaruh
polusi pada lingkungan.
Ruang Bakar Utama :
Dalam ruang bakar utama proses
karbonisasi dilakukan dengan “ defisiensi udara “ dimana udara yang
dimasukkan didistribusikan dengan merata kedasar ruang bakar untuk membakar
karbon sisa. Gas buang yang panas dari pembakaran, keluar dari sampah dan naik
memanasinya sehingga mengasilkan pengeringan dan kemudian membentuk gas-gas
karbonisasi.Sisa padat dari pembentukan gas ini yang sebagian besar terdiri
atas karbon, dibakar selama pembakaran normal dalam waktu pembakaran.Pada ruang
bakar ini secara terkontrol dengan suhu 800 – 1.0000C dengan sistem close
loop sehingga pembakaran optimal. Distribusi udara terdiri dari sebuah blower
radial digerakan langsung dengan impeller, dengan casing
almunium dan motor listrik, lubang masuk udara dari pipa udara utama
didistribusikan ke koil.
Ruang Bakar Tingkat Kedua :
Ruang bakar tingkat kedua dipasang
diatas ruang bakar utama dan terdiri dari ruang penyalaan dan pembakaran,
berfungsi membakar gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari dalam ruang bakar
utama. Gas karbonisasi yang mudah terbakar dari ruang bakar utama dinyalakan
oleh Burner Ruang Bakar Dua, kemudian dimasukan udara pembakar, maka
gas-gas karbonisasi akan terbakar habis.
Selama siklus pembakaran bahan bakar
yang mudah terbakar dari gas karbonisasi suhunya cukup tinggi untuk penyalaan
sendiri, dan ketika karbonisasi selesai maka Ruang Bakar Dua
Bekerja seperti sebuah after
burner, yaitu mencari, gas-gas yang belum terbakar kemudian
membawanya kedalam temperatur lebih tinggi sehingga terbakar sampai habis,
dimana suhunya mencapai 1.100 0C dengan sistem close loop sehingga
optimal. Pemasukan sampah ke ruang pembakaran dilakukan secara manual atau
menggunakan lift conveyor.
Panel Kontrol Digital :
Diperlukan suatu panel kontrol
digital dalam operasionalnya untuk setting suhu minimum dan maksimum didalam
ruang pembakaran dan dapat dikontrol secara “ automatic “ dengan
sistem close loop. Pada panel digital dilengkapi dengan petunjuk suhu,
pengatur waktu (digunakan sesuai kebutuhan), dan dilengkapi dengan tombol
pengendali “burner dan “blower” dengan terdapatnya lampu isyarat yang memadai
dan memudahkan operasi.
Cerobong Cyclon :
Cerobong cyclon dipasang setelah
ruang bakar dua, yang bagian dalamnya dilengkapi water spray berguna
untuk menahan debu halus yang ikut terbang bersama gas buang, dengan cara gas
buang yang keluar dari Ruang Bakar Dua dimasukan melalui sisi dinding
atas sehingga terjadi aliran siklon di dalam cerobong,. Gas buang yang berputar
didalam cerobong siklon akan menghasilkan gaya sentripetal, sehingga abu yang
berat jenisnya lebih berat dari gas buang akan terlempar kedinding cerobong siklon.
Dengan cara menyemburkan butiran air yang halus kedinding, maka butiran-butiran
abu halus tersebut akan turun kebawah bersama air yang disemburkan dan
ditampung dalam bak penampung. Bak penampung dapat dirancang tiga sekat, dimana
pada sekat pertama berfungsi mengendapkan abu halus, pada bak selanjutnya air
abu akan disaring, dan air ditampung dan didinginkan pada sekat ketiga, siap
untuk dipompakan ke cerobong siklon kembali.
Burner dan Blower :
Insinerator dilengkapi dengan 2
sistem pembakaran yang dikendalikan secara otomatis. Burner yang digunakan
dapat menghasilkan panas dengan cepat, serta dilengkapi dengan blower untuk
mempercepat proses pembakaran hingga mampu menghasilkan panas yang tinggi. Abu
pembakaran yang terjadi dalam tungku pembakar utama akan terkumpul dalam ruang
pengumpul abu, dimana abu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pencampur
pembuatan bataco sedangkan panas yang dihasilkan pembakaran dari ruang
bakar dua dapat dimanfaatkan sebagai pemanas, dengan tambahan unit coverter
energi pembangkit yang akan menghasilkan listrik. Perlu diperhatikan untuk
menunjang pembakaran sempurna yaitu pengumpanan sampah ke ruang bakar harus
sesuai prosedur pengoperasian.Dengan demikian, ratio udara dan bahan bakar
sampah dapat tercampur secara homogen, sehingga pembakaran sampah secara
sempurna dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan pembakaran sampah secara
sempurna temperatur operasi relatif lebih tinggi, relatif lebih kecil
hidrokarbon yang lolos ke luar cerobong, dan asap berwana bening, sehingga emisi
dari gas buang tersebut ramah terhadap lingkungan.
No comments:
Post a Comment